Penulis: HAKYIM (H. Alda Kartika Yudha Ibnu Murmadi)
Ilmu tidak akan terlepas dari segala aspek kehidupan. Orang berilmu
pasti akan selalu menjadi penunjuk jalan bagi mereka yang awam. Semua orang
sadar akan pentingnya ilmu dan ulama. Lalu bagaiamana hakikat ilmu dan ulama
dalam islam?
Ulama dan Keistimewaannya
Dalam kitab Tadzkirah as-Sâmi’ wa al-Mutakallim
karya Qadhi Badrudin bin Jama’ah, beliau menyebutkan banyak sekali keistimewaan
seorang ulama. Beliau mengambil ayat-ayat al-Quran, hadis Nabi, maupun
perkataan para sahabat dan ulama, ketika menjelaskan keistimewaan seorang yang
bergelar ulama. Beberapa diantaranya adalah firman Allah yang berbunyi:
“Allah akan mengangkat derajat
orang-orang beriman diantara kamu
sekalian dan orang-orang yang berilmu beberapa derajat” (al-Mujadalah:
11).
Ibnu Abbas mengatakan bahwa keutamaan ulama itu
700 derajat lebih tinggi daripada mukmin biasa, dan jarak antara masing-masing
derajat itu adalah 100 tahun. Termasuk hadis yang sudah
tidak asing tentang keistimewaan ulama adalah hadis yang berbunyi: “Para ulama
adalah pewaris para nabi.”(HR Tirmidzi).
Jamak diketahui bahwa tidak
ada derajat yang lebih mulia di dunia ini daripada derajat kenabian. Akan tetapi Nabi
Muhammad Saw adalah nabi terakhir, maka derajat kenabian ini sudah tidak ada
lagi. Oleh karena itu derajat kemuliaan tertinggi yang bisa dimiliki oleh
manusia sekarang adalah pewaris para nabi, yaitu mereka yang bergelar ulama. Dalam hadis yang diriwayatkan Daru Qutni, Nabi juga mengatakan bahwa satu ahli
fikih (ulama) itu lebih dibenci oleh setan daripada 1000 ahli ibadah.
Senada dengan ayat dan hadis tentang keistemewaan
ulama, Abu Muslim al-Khulaini mengatakan
bahwa ulama itu layaknya bintang di langit, ketika muncul, maka ia akan menjadi
petunjuk jalan bagi manusia. Dan ketika hilang, maka manusia akan kebingungan. Begitu
juga Aswad ad-Duali, beliau menyatakan bahwa
raja adalah hakim bagi manusia, dan ulama adalah hakim bagi raja.
Banyak sekali ayat quran, hadis, atsar yang menjelaskan keistimewaan orang yang bergelar ulama. Penulis diatas hanya menyebutkan beberapa saja. Tentunya gelar ulama ini tidak bisa diperoleh dengan mudah dan instan.
Artikel selengkapnya:
Ilmu dan Ulama; Cara Ulama Salaf Menuntut Ilmu (2)
Ilmu dan Ulama; Cara Ulama Salaf Menuntut Ilmu (3)
Ilmu dan Ulama; Cara Ulama Salaf Menuntut Ilmu (4-Habis)
Posting Komentar untuk "Ilmu dan Ulama; Keistimewaan (1)"