Buta terburuk adalah buta politik, karena bahkan agamapun terus sebar dan macet karena politik. 350 tahun bangsa Indonesia terjajah, salah satu sebabnya juga adalah kalah secara politik. Baik politik dalam negri, maupun luar negri. Imam Ahmad dipenjara dan dicambuk, juga karena Aswaja ketika itu kalah secara politik. Bahkan doa Imam Bukhori agar beliau diwafatkan sebelum "fitnah besar" juga merupakan fitnah yang dipolitisasi oleh penguasa. Ekonomi kita diatur oleh politik. Hukum kita dibuat dengan landasan politik. Lalu bagaimana bisa umat islam justru digiring untuk alergi politik. Ojo absurd lek...!!!
Politik itu pada dasarnya pure. Murni. Baik dan buruknya politik dianggap buruk, tergantung oleh yang ngisi politik. Jadi, kalo anda, saya dan kita, dan hampir seluruh elemen penduduk bumi Indonesia dari kalangan jin dan manusia mengatakan bahwa politik Indonesia sekarang itu busuk, maka.... (silahkan diteruskan).
Gerakan revolusi mental, harus kita gunakan, untuk merevolusi mental kita sendiri, dari yang semula acuh terhadap politik, menjadi orang yang peduli terhadap politik. Apalagi sebentar lagi adalah tahun politik.
Kalo ada yang mengatakan bahwa muslim itu cukup ngaji aja, well, berarti kita sedang mengaji fiqh siyasah sekaligus prakteknya.
Kalo ada yang mengatakan bahwa kyai dan ustad ndak boleh ikut berpolitik, well, nabi dan khulafaur rasyidin juga berpolitik. Dan ini yang harus kita contoh. Politik untuk cari ridho Allah.
Kalo ada yang mengatakan bahwa pesantren dan masjid tidak boleh digunakan sebagai tempat politik, well, dulu santri pejuang kemerdekaan terkoordinasi dari pesantren dan masjid untuk melawan hegemoni politik imperealis. Dan tempat ngaji politik islam juga di masjid. Tinggal proporsinya saja diatur.
Pahami politik bangsa, bukan untuk menjadi oposisi atau koalisi, tapi untuk mendukung yang baik, dan mencegah yang buruk. Urusan omongan orang lain, komentar sinis, dll, ya biarkan saja. Yang penting Allah nggak marah sama kita. Yang penting kita cari ridho Allah untuk kita. Ridho mereka mah, kelaut saja...
Posting Komentar untuk "Reuni 212 HARUS Soal Politik"