Madzhab baru pemberdayaan wanita

 




Pemberdayaan Wanita di Indonesia sebenarnya sudah jauh dimulai sebelum adanya faham feminisme. Beberapa contoh diantaranya adalah: Magnum Opus surat RA Kartini dimana pemikiran beliau bisa dikatakan melampaui zamanya. Ringkasan buku dan pemikiranya diringkas dengan apik di Kanal Youtube Ngaji Dr. Fahrudin Faiz Edisi ke 151 tentang RA Kartini. Teks Sumpah Pemuda juga dengan tegas menunjukan keikutsertaan dan kehebatan perempuan Indonesia dalam mengukir sejarah. Kongres Perempuan pertama (1928) Indonesia juga ada sebelum feminisme masuk. Organisasi Islam Perempuan (misalnya Aisyah dan Muslimat) telah eksis sejak sebelum Indonesia merdeka hingga sekarang. Dan (meskipun secara pribadi saya tidak sepakat dengan gerakanya), Gerwani, merupakan salah satu contoh organisasi masa perempuan hebat di zamanya. Pahlawan Perang Perempuan Indonesia juga tidak sedikit. Dan masih banyak contohnya.

Sejarah Indonesia sebenarnya telah menunjukan bahwa taring perempuan Indonesia adalah taring serigala. Tapi kemudian ide pemberdayaan Wanita madzhab Barat yang juga sering disebut feminisme masuk ke Indonesia. Berlahan tapi pasti, ide ini justru terlihat mendominasi Indonesia daripada pemberdayaan Wanita ala perempuan Indonesia sendiri. Seolah women empowerment harus berkiblat kesana. Kita punya originalitas rasa Indonesia. Termasuk dalam isu pemberdayaan Wanita. Mungkin disinilah sindrom merasa inferior berpengaruh. Referensi yang “Ke-Barat” dan berbahasa Inggris dianggap lebih wah, daripada yang meng-Indonesia. Menukil pendapat bernama “John Lock“, ‘Derida‘ dll, dianggap lebih berbobot daripada menukil pendapat dengan nama Kartono. Padahal bagi yang tahu siapa Kartono, dialah orang hebat sekaligus saudara yang sangat mempengaruhi kehidupan Ibu Kita Kartini.

Selamat Hari Perempuan Hebat Indonesia.

Posting Komentar untuk "Madzhab baru pemberdayaan wanita"