Dalam studi Gender yang dilakukan oleh Pusat Studi Wanita/ Gender (PSW/ PSG) di banyak universitas, salah satu yang menjadi doktrin umum adalah pernyataan „Gender adalah konstruk sosial“. Maksudnya kurang lebih adalah, ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dari segi sex (kelamin) dan gender. Dilihat dari segi sex (kelamin), inilah yang nantinya menjelaskan tentang aspek kodrati laki-laki dan perempuan. Seperti perempuan itu kodratnya adalah haidh dan melahirkan. Adapun menyusui banyak yang mendebat ini bukan sebagai aspek kodrati dengan adanya susu formula. Adapun kodrat laki-laki, saya belum menemukan pembahasan hal ini oleh para feminis.
Lalu kemudian ada istilah gender. Gender adalah peran seseorang dalam masyarakat yang berhubungan dengan jenis kelamin laki-laki dan wanita. Menurut pemahaman studi gender, laki-laki diasosiasikan sebagai maskulin, maco, tegas, pemimpin, dll, sedangkan wanita diasosiasikan sebabagi, feminim, lembut, penyayang, dll. Disinilah yang para aktivisi feminis tidak terima. Konstruksi sosial seperti ini, membuat laki-laki menindas Wanita. Maka masyarakat harus mengkontruksi ulang pemahaman seperti ini, agar tercapai kesetaraan peran antar gender.
Sialnya, menurut saya, model pemahaman seperti ini, justru membuat kita kehilangan pegangan pada realitas (graps of reality), dan ini sudah terjadi di Barat/ Amerika.
Doktrin „gender adalah kontruksi sosial“ jika dikejar dengan pertanyaan kritis akan muncul pertanyaan:
1. Jika gender adalah konstrusi masyarakat, berarti kita (sebagai masyarakat) bisa membuat gender lain selain laki-laki dan wanita. Dan itu yang terjadi di Barat sekarang. Mereka yang berideologi kiri bahkan mengklaim ada 100 jenis gender dan ini terjadi di TV Nasional.
2. Dari sini muncul pertanyaan mendasar dari saya, “menurut aktivis gender, apa definisi seseorang dikatakan laki-laki dan dikatakan wanita?“. Tentunya kita tidak bisa menggunakan pendekatan biologi (XX dan XY kromosom) untuk menjawab hal ini karena ini adalah definisi laki-laki/ wanita dari segi sex/ kelamin.
Posting Komentar untuk " Sex dan Gender"