Banyak yang
mencoba menggunakan argumen otoritatif dalam membela pendapat mereka dengan
menjadikan salah satu tokoh sebagai pijakan kebenaran.
Misal dengan
perkataan “siapa kamu dibandingkan Imam Syafii?“ tentu hal ini benar adanya. Imam
Syafii adalah imam hebat di zamanya. Tapi pernyataan tersebut juga bisa dibalik
“Siapa Imam Syafii di banding kita?“ (Tolong jangan dibaca dengan nada bahwa
saya merendahkan Sang Imam). Maksud dari pernyataan ini adalah, Imam Syafii pun
tidak mengalami zaman kita dan jika Sang Imam hidup di zaman sekarang, bisa
jadi pendapat beliau dalam banyak hal akan berubah juga seperti halnya ada qoul
jadid dan qoul qadim-nya imam Syafii. Imam Syafi’i tidak mengenal teknologi
modern dan segala intrik yang ada di dalamnya. Bahkan hal yang simple, Imam Syafi’i
tidak kenal dengan teknologi birth control, softek, dan lain-lain dalam membuat
hukum fikih Wanita, yang bisa jadi dengan adanya kedua hal ini, banyak hal di
fikih wanita akan bergeser.
Semoga Allah
menjadikan pikiran ini bukan sebagai bentuk kelancangan terhadap Sang Imam dan
Agama, akan tetapi sebagai bentuk usaha saya untuk memahami agama Allah dengan
baik.
Posting Komentar untuk "Arugmen otoritas 2"