Bentuk Asli Kakbah: Hati-Hati Kalau Tawaf


 Bentuk Asli Kakbah: Hati-Hati Kalau Tawaf

 

Bentuk asli Kakbah pada awalnya adalah balok persegi panjang, bukan kotak persegi seperti sekarang. Lalu kenapa bisa berubah kotak seperti sekarang? Wilayah Mekkah dan terutama lokasi Kakbah itu ada di cekungan antara bukit/ pegunungan. Maka jika anda masuk Masjidil Haram dan hendak ke lokasi Kakbah anda akan berjalan menurun. Karena letaknya di cekungan, banjir sering terjadi yang membuat bangunan Kakbah hancur. Sebelum masa kenabian, bangunan Kakbah pernah terbakar karena terkena api masakan seseorang (dulu bangunan Kakbah dan bangunan penduduk sangat dekat). Dari kebakaran plus banjir, bangunan Kakbah rusak. Suku Quraisy mengadakan rapat dan bersepakat untuk merenovasinya.


Qadarullah, di daerah lain, terjadi perang antara Kristen Romawi dan Zoroastrian Persia. Sebuah gereja di Yaman rusak. Pihak Romawi mengirimkan material terbaik dan tukang terbaik untuk merenovasi gereja tersebut. Tapi di tengah perjalanan menggunakan kapal, badai besar melanda hingga membuat kapal harus singgah ke daerah Jeddah. Kapal Romawi tersebut terpaksa menjual material-material yang ada demi bisa pulang ke rumah. Melihat kesempatan ini, Suku Quraisy melakukan crowd funding dan membeli material terbaik termasuk menyewa tukangnya untuk memperbaiki bangunan Kakbah. Tapi material tersebut hanya cukup untuk membuat bangunan persegi. Selain itu, salah satu yang diubah adalah desain pintunya (yang seperti sekarang ini) agak diatas dan sulit diakses kecuali dengan izin otoritas setempat.

 

Setelah Fathul Makkah, Nabi pernah bersabda kepada Sayyidah ‘Aisyah bahwa kalau bukan karena fakta bahwa bangsa ini masih baru dalam keislamanya, beliau ingin merubah bangunan Kakbah seperti spesifikasi yang dibuat Nabi Ibrahim, termasuk membuat pintunya mudah diakses. Di era Ummayah, Sahabat Abdullah bin Zubair yang ketika itu tidak mau membaiat kepada Yazid bin Muawiyah (Dinasti Ummayah) dan membuat mini-khalifah di Mekkah, memutuskan untuk merenovasi bangunan Kakbah sesuai dengan Hadis Nabi tersebut. Singkat cerita, karena beliau tidak mau membaiat Yazid, Yazid mengirim Hajjaj bin Yusuf untuk “menyelesaikan” masalah ini. Menghadapi pasukan Hajjaj, Abdulah bin Zubair memilih bertahan di wilayah Haram. Dalam pikiranya, meskipun dia berselisih dengan Hajjaj, Hajjaj ini muslim dan tidak mungkin akan menyerangnya ketika dia di wilayah Haram. Well, he is wrong. Hajjaj bahkan menggunakan katapult untuk menyerang Abdullah bin Zubair yang bertahan di wilayah Kakbah. Walhasil, Kakbahnya pun ikut hancur. Singkat cerita, Hajjaj menang dan membangun kembali Kakbah dengan versi sebelum direnovasi Abdullah bin Zubair.

 

Di era Imam Malik, Khalifah ketika itu sempat punya ambisi untuk lagi-lagi merenovasi Kakbah sesuai hadis Nabi. Dan ketika meminta fatwa Imam Malik untuk hal tersebut, beliau merespon (saya para-phrase) “Tidak boleh. Aku tidak mau Kakbah dijadikan alat mainan bagi penguasa”. Hanya karena si penguasa ingin membuat “peninggalan bersejarah” lalu main renov sana dan renov sini.

 

Disini juga ada fikih “yang tidak terlihat”. Maksudnya yaitu, kalau anda tawaf jangan dekat-dekat apalagi nempel ke Kakbah. Kenapa? Karena tawaf itu harus menglilingi Kakbah. Tidak boleh tawaf “masuk” ke dalam wilayah Kakbah. Kalau anda mepet-mepet Kakbah, bisa jadi anda justru sedang tawaf di dalam Kakbah (versi Nabi Ibrahim).

 

 

Posting Komentar untuk " Bentuk Asli Kakbah: Hati-Hati Kalau Tawaf"