Sejarah Azan
Setelah
beliau hijrah ke Madinah, Madinah berkembang menjadi (semacam) Negara Islam.
Shalat menjadi suatu hal yang vital dan integral dengan kehidupan masyarakat Madinah.
Terjadi diskusi antara sahabat dengan topik “dengan apa kita memanggil orang-orang
untuk shalat?” Usulan pertama adalah menggunakan lonceng sebagaiaman umat
Kristen waktu itu. Tapi Rasul menolak dengan alasan “malaikat tidak akan
membersamai karavan yang menggunakan lonceng”. Lalu ada yang usul dengan shofar
(semacam terompet dari tanduk Binatang), tapi usul ini juga ditolak oleh Nabi. Hingga
akhirnya diskusi selesai tanpa adanya solusi.
Adalah
sahabat Abdullah bin Zayd yang kemudian bermimpi mengenai azan. Dalam mimpinya,
dia ingin membeli lonceng dan terompet untuk diberikan kepada Nabi Muhammad.
Tapi penjual dalam mimpinya justru berkata “Maukah kamu kuberitahu sesuatu yang
lebih baik?” kemudian penjual dalam mimpi tersebut memberitahukan kalimat-kalimat
dalam azan yang kita kenal sekarang.
Ketika terbangun,
Abdullah bin Zayd tergesa-gesa mendatangi Nabi untuk menceritakan mimpinya.
Nabi kemudian mengatakan kepada Bilal “Bilal, berdirilah. Kamu yang punya suara
paling lantang”. Nabi kemudian memerintahkan Abdullah bin Zayd naik ke atap
bersama Bilal dan memintanya untuk mendiktekan azan kepada Bilal. Ketika Bilal
melantunkan azan, Umar bin Khattab keluar dari rumahnya dan berkata kepada Nabi,
“Wahai Rasulullah, aku juga mendengar kalimat yang sama dalam mimpiku”
Dari sini (bisa dikatakan) azan menjadi satu-satu-nya
syariat dalam Islam yang datang lewat jalur mimpi sahabat. Tentunya dengan
persetujuan dari Nabi Muhammad Saw.
Disisi lain
ada sebuah hadis yang mengatakan bahwa mereka yang mendengar azan, kelak akan
bersaksi di hari kiamat untuk si muazzin. “Tidaklah suara azan didengar
oleh jin, manusia dan segala sesuatu, kecuali mereka akan bersaksi untuknya di hari
kiamat kelak”. Dan bayangkan keistemewaan Sahabat Bilal yang kelak Nabi sendiri
akan bersaksi atas keimananya karena beliau selalu mendengar azan Bilal. Maka,
azanlah meskipun shalatmu sendirian, mungkin jin sedang mendengarmu, dan kelak
akan bersaksi untukmu.
Posting Komentar untuk " Sejarah Azan"