Walid bin Mughirah: Penyair Terhebat Mekkah Kalah dalam Sekali Forum

 Walid bin Mughirah: Penyair Terhebat Mekkah Kalah dalam Sekali Forum

Ps: Judul tidak ada kaitanya dengan debat Guru Gembul

Salah satu penyair terbaik (dan bahkan dialah yang disebut terbaik) di era awal Kenabian adalah Walid bin Mughirah. Ayahnya Khalid bin Walid RA. Jika boleh dianalogikan, syair pada zaman itu seperti teknologi di zaman ini. Di zaman itu, syair hampir digunakan di semua kegiatan masyarakat, baik politik, media untuk viral, hiburan, hingga akademik. Maka siapapun yang bisa membuat syair terbaik akan terkenal, kaya, dan mendapatkan posisi terbaik di masyarakat. Sebagaimana orang yang bisa mencipatakan teknologi terbaik di zaman ini. Walid bin Mughirah adalah Mark Zuckenberg-nya zaman itu. Maka menang secara syair dan diakui penyair hebat, adalah keagungan tersendiri di zaman itu.


Dalam satu kesempatan, Nabi membacakan ayat al-Quran di dekat Kakbah dan di depan umum. Walid yang sebelumnya selalu enggan mendengarkan kalimat yang keluar dari mulut Nabi (sebagaimana kita kalau sudah benci terhadap orang, maka satu kalimat darinya sudah terasa memuakkan), terpaksa mendengar lantunan al-Quran. Dia tertegun mendengar “syair” al-Quran yang dibacakan Nabi. Dalam era ini, mungkin (dan ini permisalan untuk mempermudah saja) seperti ketika kita mendengar penyanyi yang suara sangat bagus yang syairnya begitu menyentuh.

 

Walid tertegun, diam, dan terpesona. Dia kemudian bergumam “Demi Allah, tidak ada orang di antara kita yang lebih paham syair daripada aku. Baik dari segi gayanya, susunanya, atau bahkan syair dari jin sekalipun. Apa yang dia lantunkan tidak serupa dengan itu semua. Ada kelembutan dan rasa manis ketika mendengarnya. Bagian atas “syair-nya” berbuah, dan bagian bahwahnya begitu subur. “Syairnya” begitu unggul dan tidak ada yang mengunggulinya. Dan itu akan menggilas semua yang ada dibawahnya.”

 

Ucapan Walid tersebut viral dengan click bait “Penyair terhebat suku Quraisy mengaku kalah setelah mendengar satu lantunan ayat al-Quran”. Suku Quraisy panik. Abu Jahal marah. Abu Jahal menghampiri Walid dan mengatakan “Kamu sudah memuji al-Quran sebegitu hebatnya. Para penduduk mendengar pujianmu dan panik. Mereka tidak akan puas hingga kamu menarik kata-katamu”.

 

Walid yang merupakan seorang politisi akhirnya menyerah kepada Abu Jahal dan mengatakan “Baiklah, tapi apa yang harus aku katakan ke mereka”.

Abu Jahal memberikan ide “bilang saja bahwa dia (Muhammad saw) adalah orang gila”.

Walid menjawab “tapi semua orang juga tahu bahwa dia bukan orang gila. Dia juga tidak berperilaku layaknya orang gila”

Abu Jahal usul yang kedua “Okay, bagaimana kalau kita katakan dia adalah peramal”

Walid menjawab “Tapi dia juga bukan peramal. Dia tidak punya karakteristik dan gaya seorang peramal”

Abu Jahal usul yang ketiga “Bagaimana dengan penyihir?”

Walid menjawab “dia juga bukan penyihir. Dia tidak punya mantra dan trick ala penyihir”

Abu Jahal mulai gerah dan mengatakan “Kalau begitu penyair”

Walid justru tersinggung dan membalas “Aku penyair terhebat di Mekkah. Tidak ada orang di Mekkah yang bisa menyaingi aku dalam hal syair. Itu jelas-jelas bukan syair”.

Abu Jahal menyerah dengan idenya yang selalu ditolak Walid “Ya sudah, terserah kau-lah. Tapi kamu harus mengatakan sesuatu. Dan kami tidak akan puas sampai kamu mengatakan sesuatu untuk menjelaskan posisimu”.

Walid akhirnya bilang “Baiklah, beri aku waktu berfikir”

Di rumahnya, Walid mondar-mandir berfikir keras mengenai apa yang harus dikatakan keesokan harinya. Dia berfikir, bersungut-sungut, merengut (bermuka masam), mondar-mandir lagi, dan berfikir. Dia akhirnya memiliki sebuah ide. Dia akan mengatakan “Muhammad (saw) adalah penyihir yang belajar sihir dari orang-orang dulu”.

Tapi, sebelum dia melancarkan idenya, Allah menurunkan Quran Surat al-Mudatsir 11-29 yang menceritakan usaha tersebut, yang artinya (saya parapharase dengan pemahaman saya):

“Biarkanlah Aku (Allah) yang bertindak atas apa yang dilakukanya (Walid bin Mughirah). Akulah yang telah menciptakannya. Memberikan harta padanya. Memberikan anak yang selalu bersamanya. Dan Aku berikan rezeki yang luas untuknya. Kemudian dia masih berharap agar aku menambahkan nikmat itu. Tidak. Aku tidak akan menambahkan kerakusanya itu. Dia justru menentang ayat-ayat-Ku. Kelak, dia akan mendapatkan azab yang berat karena dia (di rumahnya) berfikir untuk memberikan label (yang buruk) terhadap al-Quran. Celaka dia. Bagaimana bisa dia memberikan label itu? Dia merenung, kemudian cemberut dan bermuka masam. Kemudian dia justru berpaling dari kebenaran dan secara arogan mengatakan “Al-Quran ini hanyalah Sihir yang dipelajari dari orang-orang dahulu. Al-Quran ini hanya perkataan manusia biasa.” Kelak, Aku akan memasukanya ke dalam Neraka Saqar. Dan apakah kamu tahu apa itu Neraka Saqar? Itu adalah tempat yang akan membakar kulit manusia dan tidak akan membiarkannya hidup ataupun mati.

 

Posting Komentar untuk "Walid bin Mughirah: Penyair Terhebat Mekkah Kalah dalam Sekali Forum"